PAHLAWAN DAN PECUNDANG

Senin, Juni 9

Saat sekarang ini…, saya menghindarkan diri untuk melihat TV pada pagi hingga malam hari. Kenapa???, karena tayangan yang itu-itu saja. Mulai dari varety show, sinetron hingga berita. Semuanya serba sama. Tidak ada yang berbeda. Semuanya berlomba mencari rating dengan materi yang nyaris sama. Bedanya adalah stasion tv mana yang lebih dulu menyiarkan. Hmmmmm.


Yang paling saya hindari dari tayangan selama satu minggu terakhir adalah berita. Kenapa????, ya karena beritanya membuat saya tak habis pikir. Semua menayangkan aksi balas membalas, keras dibalas keras. Apel ormas dibalas dengan apel ormas. Bukan day per day lagi melainkan hour to hour. Seolah negara ini akan menghadapi kerusuhan sosial. Memang sih..., masyarakat harus diberi wawasan terkini seputar permasalahan nasional yang dihadapi bangsa ini. Cuma..., kemasan yang dibuat oleh stasion sedikit banyak telah membingungkan masyarakat.


Tapi ..., dengan tayangan berita itu minimal saya menjadi tahu siapa FPI itu. Saya juga menjadi tahu siapa saja yang mendukung FPI, walau itu juga masih kulitnya doang. Nggak ada tayangan berita mengulas secara mendalam siapa dibalik FPI, yang menggerakkan FPI, yang mendanai FPI. Selain bergerak dalam bidang dakwah anti kemaksiatan, apakah juga FPI mempunyai bidang usaha lain.


Pernah saya cari di google dengan mengisikan kata FPI. Walahhhh, informasi yang saya peroleh adalah aksi kekerasan dan kekerasan. Kalaupun bukan aksi kekerasan berupa informasi tentang dakwah yang intinya memperbolehkan tindakan anarki terhadap ”obyek” jika pemerintah lamban menyikapi tuntutan mereka.


Banyak kalangan yang menganggap penanganan terhadap FPI adalah diskriminasi dengan tidak melakukan hal yang sama dengan AKKBB. Padahalnya yang disikapi oleh pemerintah adalah aksi kekerasannya, terlepas ada provoktaronya. Jika memang tuduhan ada provokator, seorang tokoh LSM mengatakan salahnya sendiri mau terprovokasi hingga melakukan aksi kekerasan. Anehnya lagi, kekerasan itu dipimpin oleh salah satu pejuang hukum yang kini ”ngacrit” entah kemana?, main petak umpet.


Ada yang bilang bahwa Munarman ”dihabisi” untuk memutuskan jaringan informasi. Karena semua mungkin tahu kalau untuk ”mengorek” sang habib sangat susah bahkan nyaris mustahil. Beda kalau Munarman ikut diciduk, mungkin sedikit lebih mudah mendapatkan keterangan. Entah siapa yang berada di belakang Munarman. Kita juga tidak tahu.., kenapa yang bersangkutan dipecat dari YLBHI dan bergabung ke FPI. Padahal ”domain” YLBHI adalah hukum untuk semua yang teraniaya secara sosial, ekonomi, politik, hukum dan keamanan. Kenapa dalam sekejap bisa melupakan domain itu. Saya jadi ingat permainan waktu masih kecil dulu. Permainan jalangkung ......”Datang tak diundang...., pulang tak diantar”. Jadi komen dikit neh. Sang habib bisa saja jadi pahlawan. Kalau yang itu .......??? Tak lebih jadi pecundang.

1 komentar:

Anonim Senin, 09 Juni, 2008  

wala pulos imo blog.

Posting Komentar

Tempat Caci Maki.....

Image hosted by servimg.com

  © Blogger Template News Kidding On The Blog by Bagus Pras 2010

Back to TOP