DEMOKRASI MILIK SEMUA ORANG

Jumat, September 12

Pesta Demokrasi kita telah dimulai. Diawali dengan banyaknya partai yang berjuang memperoleh simpati rakyat. Bagi partai lama dan memiliki jutaan kader tidak terlalu sulit untuk tetap memelihara loyalitas partai. Bagi partai baru? Cukup pelik juga sih…, tapi sepertinya untuk saat sekarang ini modus operandi mempromosikan partai guna memikat rakyat nyaris sama.. Ya karena partai baru didirikan oleh orang lama. Yang kecewa atas kinerja partai lama atau sebagai partai order.

Partai order? Ya..., mirip dengan balapan F1. Partai order bertugas melakukan kampanye hitam guna menjatuhkan partai tertentu, figur tertentu sehingga partai pemberi order tetap bersih melenggang ke senayan dan istana. (ini cuma pikiran aku aja yang phobi ama maraknya partai baru... he he he).

Selain menggunakan modus operandi model orde baru, kini parpol menggunakan cara marketing. Memasarkan parpol dengan cara menarik oleh orang yang menarik. Politikus murni khan penampilannya tidak menarik, apalagi jika rekam jejaknya juga kelam lalu mempromosikan parpol walah...bisa-bisa ditinggalkan rakyat.

Cara efektif walau belum tentu efisien adalah memasang artis. Baik yang cakep maupun yang cantik. Seperti jabatan humas atau PR lah. Memikat rakyat dengan senyum yang menawan walau parpolnya diisi wajah lama yang memiliki reputasi kelam. Mereka dipinang oleh parpol guna menjadi pengumpul suara. Walau dilihat dari sudut ke-ilmua-an, katanya mereka tumpul toh belum bisa dibuktikan secara empiris bahwa artis tidak mampu berjuang membela rakyat saat berdebat di Senayan. Toh banyak anggota dewan yang politikus berlatar belakang pendidikan hingga S3, masih saja berperilaku korup dan tidak senonoh.

Ada juga partai yang menyatakan bahwa mereka anti korupsi, dibuktikan dengan mengembalikan semua apa yang telah diterima. (itu mah sama aja bohong, kalau gak ketahuan khan gak dikembalikan..... lumayan buat dana operasional parpol).

Namun seperti peribahasa Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Jika dibelahan indonesia sana para parpol memang para artis yang cakep dan cantik sebagai calegnya, lain lagi dengan di Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah. Partai Republika Nusantara berani memasang waria sebagai calegnya dengan nomor urut 3 pula.

Sosok di Tojo Una-una itu bernama Togofman alias Chintami. Dia adalah pemilik salon ternama di kawasan itu dan kini mulai aktif berkampanye. Cukup simple caranya. Layanan prima dengan tarif diskon. Selain layanan primanya, Togofman juga telah membuat alat peraga berupa striker yang memuat foto diri dan tulisan “ Buktikan Bedanya dan Jangan Lupa Pilih Saya Nomor Urut 3”.

Sangat menarik memang, sebab Tojo Una-una merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang 99,99% beragama Muslim. Dan makin menarik, disana tidak ada protes dari tokoh agama. Sepertinya, inilah demokrasi yang sebenarnya. Siapa saja boleh mencalonkan dan dicalonkan. Berlatar belakang apa saja yang penting tidak melakukan tindakan kriminal.

6 komentar:

namaku wendy Senin, 15 September, 2008  

kbanyakan parpol jadi bingung juga harus milih yg mana, mana yg emang bs mewakili aspirasi rakyat & bisa dipercaya hiks yg gak cm ngobral janji hiks..

-- Selasa, 16 September, 2008  

Tojo Una-una... keren juga tuh nama tempatnya :)
Wah... enak dong kalau kondisi demokrasi kayak di sul-teng pasti nggak banyak kekacauan... jujur saya kadang suka puyeng kalau dah mikir soal politik :)

The Diary Selasa, 16 September, 2008  

wah... aku bingung sama parpol skrg tujuannya gak jelas

Anonim Selasa, 16 September, 2008  

aku setuju banget nih.......,oiya lam knal nih...., kalo tentang parpolnya aku ngikutin amamba lyla deh...GA JELAS maksud nya,orangnya sama itu itu juga

Fajar Indra Rabu, 17 September, 2008  

entah kenapa saya ga pernah percaya sama parpol apapun

Den Manunggal Kamis, 18 September, 2008  

Gambarnya mendramatisir abis,,,TOP dah !!!

Posting Komentar

Tempat Caci Maki.....

Image hosted by servimg.com

  © Blogger Template News Kidding On The Blog by Bagus Pras 2010

Back to TOP