Ada Apa Dengan Bulan Mei…

Pada saat kita sekolah dulu…., dalam bulan Mei hanya ada 2 peristiwa penting yang diperingati yakni Hari Pendidikan Nasional atau yang sering disebut HAR DIKNAS dan diperingati pada 1 Mei setiap tahunnya. Yang satu lagi adalah Hari Kebangkitan Nasional yang disingkat HARKITNAS dan diperingati pada 20 Mei.

Kini.., setelah era orde baru runtuh..., bulan Mei menjadi hingar bingar oleh beberapa peristiwa yang menurut sebagian kalangan perlu dan wajib diperingati. Selain ke-2 tersebut diatas, ada 2 lagi peristiwa yakni Hari Buruh Internasional dan peringatan jatuhnya Suharto (hari Reformasi???).

Mungkin,,,sedikit mengulas tentang ke-2 hal tersebut belakangan....

Hari Buruh Internasional, jatuh pada 1 Mei dan lebih dikenal sebagai MAYDAY. Pada saat itulah..., semua yang merasa dirinya buruh (termasuk saya tentunya) melakukan aksi turun kejalan menuntut berbagai hal antara kenaikan ubah buruh (wajib...) dan penghapusan sistem kontrak. Dibelahan dunia sana, aksi bahkan berujung bentrokan massal antara para demonstran dengan aparat kepolisian (penguasa dan pengusaha). Satu lagi yang menjadi tuntutan..., jadikan 1 Mei menjadi hari libur nasional...(hmmmmm....., kalau banyak hari libur, buruh mau makan apa, upahnya pasti dipotong ).

Nah,,,, kalau peringatan jatuhnya Suharto lebih pelik lagi (menurutku sihh). Kenapa.., karena Suharto bukan jatuh tapi mundur secara sukarela walau katanya ada yang menceritakan bahwa dibalik mundurnya Suharto banyak penghianat yang menusuk dari belakang menyelamatkan diri dan berdalih mereka adalah reformis. Padahal mereka paling banyak makan uang negara, paling banyak menggunakan fasilitas negara demi kepentingan sendiri. Di sisi lain, para agen reformasi yang notabene para mahasiswa pada 1998 melakukan berbagai tekanan di jalanan..., kini duduk manis dan mulai mendapat tempat yang empuk dan dingin. Ber leha-leha, membanggakan diri bahwa karena merekalah maka Suharto jatuh. Katanya sih, eksponen 98 ini terpecah menjadi 2 kubu dan masing-masing kubu mempunyai kepentingan dalam agenda 2009. Puihhhh.

Kita lihat sendiri bahwa pemberantasan korupsi hanya mentok pada Suharto, Suharto dan Suharto. Tidak menyentuh kroninya. Aneh bin ajaibbb. Untung saat ini ada KPK yang mampu menggaruk koruptor beserta ”ayamnya”. Saking bertajinya KPK, pernah ada anggota dewan yang mewacanakan agar KPK dibubarkan. Lho?....aneh. Padahal di negara Paman Sam, dedengkot mafia Al Capone dihukum bukan karena kejahatan membunuh orang tetapi karena nggak bayar pajak. Artinya...., mencuri uang negara adalah kejahatan yang sangat luar biasa. Nggak main-main.

Sediki saran buat penguasa... Dalam kaitan dengan Pemilu 2009, pemerintah sebenarnya mempunyai peluang untuk memenangkan hati rakyat. Popularitas, meski terus melorot dalam beberapa waktu ini, namun tetap cukup tinggi, kondisi keamanan stabil, cadangan devisa bertambah dan politik internasional relatif mendukung. Ditambah rakyat juga cukup bersabar meski demokrasi dan reformasi tidak kunjung mensejahterakan, mereka tetap memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap demokrasi. Seharusnya dengan kondisi demikian pemerintah lebih berani mengeluarkan kebijakan yang tegas dan tepat, sekalipun beresiko, terutama terkait masalah penanganan korupsi guna perbaikan ekonomi.

Nah, terkait peringatan sepuluh tahun reformasi, banyak pihak akan menjadikan momentum guna menekan pemerintah yang berujung pada suksesi pemilu 2009. Disinilah genderang perang menuju 2009 mulai ditabuh..., para elite politik melakukan manuver mengerakkan mesin politiknya ber-anjang sana sini mengembalikan pamor partai wong cilik, sementara itu ada tokoh tua lagi peot mulai turun gunung menggunting simpul-simpul tali kuning menjanjikan hari-hari konkrit walau belum ada petunjuk.

Menjelang peringatan reformasi..., saya hanya mengucapkan Selamat Jalan Eyang Harto..., bhaktimu terhadap negara tidak pernah akan dilupakan. Cuma nyuwun sewu Eyang, kalau ada harta negara yang dititipkan di anak, cucu, cicit dan para handai taulan serta kronimu.., mohon dikembalikan.